ICM

Senin, 10 Oktober 2011

Tanda-tanda Ikhlas Seorang Hamba

NIAT YANG IKHLAS  
Setiap hamba Allah memiliki kemampuan dan kemauan dalma beribadah yang berbeda-beda. Sedangkan nilai ibadah seorang hamba di hadapan Allah ditunjukkan dengan ikhlasnya dalam beramal. Tanpa keikhlasan takkan berarti apa-apa amal seorang hamba. Tidak akan ada nilainya di sisi Allah jika tidak ikhlas dalam beramal. Niat adalah pengikat amal. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi teramat sangat penting dan akan membuat hidup ini menjadi lebih mudah, indah dan jauh lebih bermakna. Balasan yang dinikmati oleh hamba Allah yang ikhlas adalah akan memperoleh pahala amal, walaupun amalan tersebut belum dilakukan. Disamping itu akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena dia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan atau imbalan. Dipuji atau tidak sama saja.   

KONSENTRASIKAN AMALMU HANYA KEPADA ALLAH 
     Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi ataupuan imbalan duniawi dari apa yang dapaat dia lakukan. Konsentrasi orang ikhlas hanya satu, yakni bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah. Berhati-hatilah bagi orang-orang yang ibadahnya temporal, karena bisa jadi perbuatan tsb merupakan tanda-tanda keikhlasan belum sempurna. Yang ukuran nilai ibadahnya adalah duniawi. Misalnya ketika wudlu…ternyata disamping ada seoran gulaa yang cukup terkenal dan disegani, makan wudlu kita pun secara sadar atau tidak tiba-tiba dibagus-baguskan. Hamba Allah yang ikhlas mampu beribadah secara istiqamah dan terus menerus kontinu. 
      Orang-orang yang ikhlas adalah orang yang kualitas amalnya dalam kondisi ada atau tidak adanya orang yang memperhatikan adalah sama. Berbeda dengan orang yang kurang ikhlas, ibadahnya justru lebih bagus ketika ada orang lain memperhatikannya. Seorang pembicara yang tulus tidak harus merekayasa aneka kata-kata agar penuh pesona, tetapi dia usahakn agar setiap kata-kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata-kata yang disukai Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan maknanya. Selebihnya terserah Allah, kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang Maha Kuasa menghunjamkannya ke dalam setiap kalbu. Oleh karena itu tidak perlu terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah samasekali tidak membutuhkan rekayasa karena Dia Maha Tahu segala lintasan hati, Maha Tahu segalanya! Semakin jernih, semakin bening, dan semakin bersih segala apa yang kita lakukan atau semakain seluruh aktivitas ditujukan semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah lah yang akan menolong segalanya.   

IKHLAS, RAHASIA PARA KEKASIH ALLAH   
     Seorang sahabat dengan mimik serius mengajukan sebuah pertanyaan,“Ya kekasih Allah, bantulah aku mengetahui perihal kebodohanku ini. Kiranya engkau dapat menjelaskan kepadaku, apa yang dimaksud ikhlas itu?“ Nabi SAW, kekasih Allah yang paling mulia bersabda,“Berkaitan dengan ikhlas, aku bertanya kepada Jibril a.s.apakah ikhlas itu?Lalu Jibril berkata,“Aku bertanya kepada Tuhan yang Maha Suci tentang ikhlas, apakah ikhlas itu sebenarnya?“ Allah SWT yang Mahaluas Pengetahuannya menjawab,“Ikhlas adalah suatu rahasia dari rahasia-Ku yang Aku tempatkan di hati hamba-hamba-Ku yang Kucintai.“(H.R Al-Qazwini) 
       Dari hadits diatas nampaklah bahwa rahasia ikhlas itu diketahui oleh hamba-hamba Allah yang dicintai-Nya. Untuk mengetahui rahasia ikhlas kita tidak lain harus menggali hikmah dari kaum arif, salafus shaalih dan para ulama kekasih Allah. Antara lain Imam Qusyaery dalam kitabnya Risalatul Qusyairiyaah menyebutkan bahwa ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah sebagi satu-satunya sesembahan. Keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan sesama makhluk. Dikatakan juga keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu manusia. 

 TANDA-TANDA IKHLAS SEORANG HAMBA 
1. Tidak mencari populartias dan tidak menonjolkan diri 
2. Tidak rindu pujian dan tidak terkecoh pujian. Pujian hanyalah sangkaan orang kepada kita, padahal kita       sendiri yang tahu keadaan kita yang sebenarnya. Pujian adalah ujian Allah, hampir tidak pernah ada pujian     yang sama persis dengan kondisi dan keadaan diri kita yang sebenarnya. 
3. Tidak silau dan cinta jabatan 
4. Tidak diperbudak imbalan dan balas budi 
5. Tidak mudah kecewa. 
    Seorang hamba Allah yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik lalu terjadi atau tidak yang dia niatkan semuanya pasti telah dilihat dan dinilai oleh Allah SWT. Misal ketika kita menjenguk teman sakit di RS luar kota, ternyata ketika kita sampai yang bersangkutan telah sembuh dan pulang. Tentu sjaa kita tidka harus kecewa karena niat dan perjalan termasuk ongkos dan keletihannya sudah mutlak tercata dan tidak akan disia-siakan Allah. Seorang hamba yang ikhlas sadar bahwa manusia hanya memiliki kewajiban menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar. 
     Perkara yang terbaik terjadi itu adalah urusan Allah. Masalah kekecewaan yang wajar adalah jika berhubungan dengan urusan dengan Allah, kecewa ketika ternyata sholatnya tidak khusyu‘, ibadahnya tidak meningkat dsb.nya. 
6. Tidak membedakan amal yang besar dan amal yang kecil 
7. Tidak fanatis golongan 
8. Ridha dan marahnya bukan karena perasaan pribadi 
9. Ringan. Lahap dan nikmat dalam beramal 
10. Tidak egis karena sellau mementingkan kepentingan bersama. 
11. Tidak membeda-bedakan pergaulan.  

IKHLASNYA SEORANG MUQARABBIN 
     Dalam kitab Al Hikan, karya Syeikh Ibnu Atho’ilah tentang kedudukan seorang hamba dalam amal perbuatannya, terdapat dua tingkatan kemuliaan seorang hamba ahli ikhlas, yakni hamba Allah yang abrar dan yang muqarrabin. Keikhlasan seorang abrar adalah apabila amal perbuatannya telah bersih dari riya‘ baik yang jelas maupun tersamar. Sedangkan tujuan amal perbuatannya selalu hanya pahala yang dijanjikan Allah SWT. Adapun keikhlasan seorang hamba yang muqarrabin adalah ia merasa bahwa semua amal kebaikannya semata-mata karunia Allah kepadanya, sebab Allah yang memberi hidayah dan taufik. Dengan kata lain, amalan seorang hamba yang abrar dinamakan amalan lillah, yaitu beramal karena Allah. Sedangkan amalan seorang hamba yang muqarrabin dinamakan amalan billah, yaitu beramal dengan bantuan karunia Allah. Amal lillah menghasilkan sekedar memperhatikan hukun dzahir, sedang amal billah menembus ke dalam perasaan kalbu. Pantaslah seorang ulama ahli hikmah menasihatkan,“Perbaikilah amal perbuatanmu dengan ikhlas, dan perbaikilah keikhlasanmu itu dengan perasaan bahwa tidak ada kekuatan sendiri, bahwa semua kejadian itu hanya semata-mata karena bantuan pertolongan Allah saja.“ Tentulah yang memiliki kekuatan dashyat adalah keikhlasan seorang hamba yang muqarrabin yang senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Azza wa Jalla.( catatanhati.blogsome.com/2003/)AAGym 

 KISAH NYATA  
      Berikut sebuah kisah nyata dari seorang kepala sekolah di wilayah kabupaten baru Lombok Utara.Karena kerinduanya pada orang tua dan keluarga di pulau jawa maka beliu menyempatkan untuk mudik di kampung halamanya.Perjalanan cukup jauh dan melelahkan.Setelah sholat disebuah masjid mereka melanjutkan perjalananya.Ditengah perjalanan itu  melintas seorang penjual balon dengan sepeda motor yang cukup tua .Balon-balon itu diikat dibagian belakang motornya.Tiba tiba si kecil anak dari ibu kepala Sekolah tadi berteriak.”Pak ! pak ! balonya lepas”.Anak ini betul-betu panik sambil berteriak-teriak dari dalam mobil.Sementara bolon-balon itu satu persatu lepas dan sipenjual balon tidak menyadari balonya lepas.                 Setelah cukup lama sipenjual balon itu akhirnya berhenti juga.Ia melihat kebelakang ia tersenyum dengan penuh keikhlasan didapatinya tinggal satu balon yang hampir-hampir terlepas juga ,ia berusaha mempertahankan hartanya yang tinggal satu itu. Dengan susah payah dan spontan ia berucap “Alhamdulillah !”balon itu sekarang dalam genggamanya.Dengan senyum ia melangkah kearah mobil yang ditumpangi rombongan kepala sekolah .”Adik balon ini untuk adik ndak usah dibayar ”,sambil mengulurkan tanganya yang menggengam tali balon itu.Raut mukanya begitu tulus,ikhlas,tak terirat kecewa,kesal apalagi menyalahkan diri sendiri.”Ndak apa-apa ini belum rezeki saya hari ini’,ia melanjutkan ucapanya dengan penuh keikhlasan. 
      Kita diberi pelajaran dari seorang penjual balon.Dalam kondisi susah ,rugi ia masih bisa berbagi rezeki kepada orang lain. Seorang hamba Allah yang ikhlas yakin benar bahwa apa yang diniatkan dengan baik lalu terjadi atau tidak yang dia niatkan semuanya pasti telah dilihat dan dinilai oleh Allah SWT