ICM
Kamis, 06 September 2012
Selasa, 03 April 2012
MEMBANGUN RUMAH DI SURGA
Barang siapa membangun sebuah masjid,
Allah akan membangun baginya sebuah rumah di surga.(HR
Muslim)
Raih kesempatan baik untuk memperoleh Rumah di Surga dengan
membantu membangun Masjid Agung Baiturrahim Tanjung Lombok Utara. Anda dapat
menyumbang dengan berbagai cara:
1.Cash / Langsung
Cukup datang ke Masjid dengan donasi Anda atau ke salah satu pengurus. Anda dapat juga memasukkan langsung
ke kotak amal khusus “pembangunan masjid” yang berada didalam Masjid Agung
Baiturrahim Tanjung
2.Pemberian material Langsung.
Pemberian Material yang
dimaksud adalah material bangunan atau logistik yang berupa
semen.besi,keramik,pasir,batu kali,batu kerikil,tanah uruk dll.Sumbangan dapat
dilakukan dengan cara:
1.
Datang ke Gudang
Amal Masjid dengan membawa langsung
sumbangan material anda
2.
Hubungi ke salah satu
relawan atau pengurus .
3.
Memberikan nota DO dari
toko.
3.Pembelian Sertifikat
Infaq.
Sumbangan untuk pendirian masjid bisa dilakukan dengan membeli
Sertifikat . Formulir tersedia di
gudang amal Islamic center Masjid Agung Baiturrahim Tanjung setiap hari,
utamanya pada sekitar waktu sholat wajib
4.Sumbangan dengan kaleng Jimpitan Beras (khusus jamaah sekitar
masjid)
Kami memberikan kaleng khusus dimana anda atau anggota keluarga
anda bisa menyisihkan beras kedalam tabung dan akan diambil tiap hari Sabtu
atau sewaktu-waktu dengan perjanjian.
5.Transfer ke rekening bank
Nama Rekening: MAJLIS
TA’LIM BAITURRAHMAN
Nama Bank: Bank NTB CAPEM TANJUNG
Nomor Rekening: 008.22.99492.01-4
Nama Bank: Bank NTB CAPEM TANJUNG
Nomor Rekening: 008.22.99492.01-4
Contac person:
1.
Drs.H.Kholidi,MM 087864365030, Muhammad,S.Pd 081918489504
2.
Drs.H.Abdurrahman 081933122773, H.Agussono,S.Pd 087864469105
3.
Zohdi,S.Pd 081803695558, Melsah,S.Pd 087864143859
4.
M.Wildah,QH,S.Pd 081803758069, H.Karmin,S.Pd 087864123980
Kami akan memberikan laporan tiap bulannya atas semua pemasukan
infaq/sumbangan di “laporan keuangan“, apabila sumbangan anda tidak tercantum, mohon segera kontak kami.
Sabtu, 24 Maret 2012
ISLAMIC CENTER MASJID AGUNG BAITURRAHIM TANJUNG
Ahad Maret 25 2012 Panitia Renovasi dan pembangunan Islamic Center Masjid Agung Baiturrahim Tanjung Kabupaten Lombok Utara mengadakan pemetakan awal rencana pembanguna Masjid Agung.Rencana awal pembangunan masjid Agung ini berukuran 40m x 40 m berlatai 2 dengan dua menara dan 2 kubah besar dan kecil.Panitia menargetka tanggal 10 April sudah mulai melakukan pembongkaran.
Berikut Rencana Gambar:
Berikut Rencana Gambar:
Senin, 19 Maret 2012
oleh
Michael H. Hart
1.NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)
Jatuhnya pilihan saya kepada
Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di
dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya
sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi
Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses
luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
Berasal-usul dari keluarga
sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar
di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang
pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya,
pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Sebagian besar dari
orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena
lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan
tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di
kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu
merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan,
seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun,
dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber
Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru
mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang
janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak
tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.
Umumnya, bangsa Arab saat itu
tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada
sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan
dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan
Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh
tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu
kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.
Selama tiga tahun Muhammad
hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru
tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit
demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang
berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad
hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia
ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.
Peristiwa hijrah ini merupakan
titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh
sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga
dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang
pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara
pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara
Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada
pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari
hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab
memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan
dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Suku Bedewi punya tradisi
turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah
mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak
satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari
kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi,
Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan
kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan
penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab
berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri
Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan
ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan
pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat
menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut
dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia
dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di
Nehavend tahun 642.
Tapi, penaklukan besar-besaran
--di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab--
itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan
Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari
situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak
kerajaan Visigothic di Spanyol.
Sepintas lalu orang mesti
mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun
732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin
yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang
Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang
Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah
empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai
Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah
manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu
disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata, tidak semua
penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih
tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan
Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya
berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia
dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab
seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar
terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya
jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan
dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru
itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya:
adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.
Apakah pengaruh Nabi Muhammad
yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain
agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya.
Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat
dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua
kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda
tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi
Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama,
Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam
ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung
jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas
tertentu berbeda dengan Yudaisme), St.
Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan
penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.
Sebaliknya Muhammad bukan saja
bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap
pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab
Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung
dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama
Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan
tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan
pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada
wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari
ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran
bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum
Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya.
Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St.
Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut
agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.
Lebih jauh dari itu (berbeda
dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi.
Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang
dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi
terdepan sepanjang waktu.
Dari pelbagai peristiwa
sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus
dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika
Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau
Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak
penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad
dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil
tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah
manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan.
Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan
bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah
yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa
Jengis Khan
Ini jelas menunjukkan beda
besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak
hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat
anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan
kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya
dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak
terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi
sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam
beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi
perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa
bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang
kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak
ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974.
Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara
Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.
Jadi, dapatlah kita saksikan,
penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan
penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya
menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi
yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad
dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah
manusia.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Minggu, 18 Maret 2012
Zuhud
K.H. Abdullah Gymnastiar
K.H. Abdullah Gymnastiar
Ada empat tipe manusia berkaitan dengan harta dan gaya hidupnya :
Pertama, orang
berharta dan memperlihatkan hartanya. Orang seperti ini biasanya mewah gaya
hidupnya, untung perilakunya ini masih sesuai dengan penghasilannya, sehingga
secara finansial sebenarnya tidak terlalu bermasalah. Hanya saja, ia akan
menjadi hina kalau bersikap sombong dan merendahkan orang lain yang dianggap
tak selevel dengan dia. Apalagi kalau bersikap kikir dan tidak mau membayar zakat
atau mengeluarkan sedekah. Sebaliknya, ia akan terangkat kemuliaannya dengan
kekayaannya itu jikalau ia rendah hati dan dermawan.
Kedua, orang yang
tidak berharta banyak, tapi ingin kelihatan berharta. Gaya hidup mewahnya
sebenarnya diluar kemampuannya, hal ini karena ia ingin selalu tampil lebih
daripada kenyataan. Tidaklah aneh bila keadaan finansialnya lebih besar pasak
daripada tiang. Nampaknya, orang seperti ini benar-benar tahu seni menyiksa
diri. Hidupnya amat menderita, dan sudah barang tentu ia menjadi hina dan
bahkan menjadi bahan tertawaan orang lain yang mengetahui keadaan yang
sebenarnya.
Ketiga, orang tak
berharta tapi berhasil hidup bersahaja. Orang seperti ini tidak terlalu pening
dalam menjalani hidup karena tak tersiksa oleh keinginan, tak ruwet oleh pujian
dan penilaian orang lain, kebutuhan hidupnya pun sederhana saja. Dia akan hina
kalau menjadi beban dengan menjadi peminta-minta yang tidak tahu diri. Namun
tetap juga berpeluang menjadi mulia jikalau sangat menjaga kehormatan dirinya dengan
tidak menunjukan berharap dikasihani, tak menunjukan kemiskinannya, tegar, dan
memiliki harga diri.
Keempat, orang yang
berharta tapi hidup bersahaja. Inilah orang yang mulia dan memiliki keutamaan.
Dia mampu membeli apapun yang dia inginkan namun berhasil menahan dirinya untuk
hidup seperlunya. Dampaknya, hidupnya tidak berbiaya tinggi, tidak menjadi
bahan iri dengki orang lain, dan tertutup peluang menjadi sombong, serta
takabur plus riya. Dan yang lebih menawan akan menjadi contoh kebaikan yang tidak
habis-habisnya untuk menjadi bahan pembicaraan. Memang aneh tapi nyata jika
orang yang berkecukupan harta tapi mampu hidup bersahaja (tentu tanpa kikir).
Sungguh ia akan punya pesona kemuliaan tersendiri. Pribadinya yang lebih kaya
dan lebih berharga dibanding seluruh harta yang dimilikinya, subhanallaah.
Kamis, 15 Maret 2012
Islamic center Masjid Agung Baiturrahim Tanjung ?
Masjid Besar Baiturrahim Tanjung |
Masjid adalah sebuah institusi amat penting dalam kehidupan umat
Islam. Selain itu, masjid merupakan sarana keagamaan yang memiliki makna
strategis bagi umat Islam, tidak saja dalam masalah ritual keagamaan tapi juga
berkaitan dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan, pemerintahan ,sosial dan
budaya dalam arti luas.
Sebagai masjid
utama di Kota Tanjung, Masjid Besar Baiturrahim yang terletak di Tanjung pusat
pemerintahan Kabupaten Lombok Utara juga tidak lepas dari fungsi-fungsi
tersebut. Apalagi posisi Masjid Besar Baiturrahim Tanjung yang awal
berdirinya bernama Masjid Jami’ itu letaknya cukup strategis dipusat
kota. Tepatnya di sebelah utara kantor bupati dan lapangan Super Semar /
alun-alun pusat kota Tanjung.
Masjid Besar
Baiturrahim Tanjung didirikan pada tahun 1978 selepas gempa bumi di kawasan
Lombok Utara berada di atas tanah negara sekitar 3.000 m2. Masjid ini dibangun
dalam dua tahap. Tahap pertama dibangun tahun 1978 M, kemudian tahap kedua
renovasi dimulai pada 1984. Bangunan masjid ini berbentuk bujursangkar
berstruktur kayu dengan atap limas, ukuran 27m x 27m.Di Kawasan Masjid Besar ini
terdapat beberapa lembaga sosial keagamaan diantaranya kantor MUI Kabupaten
Lombok Utara,Yayasan Baiturrahman dan TK Islam Baiturrahman. Sehubungan dengan perkembangan fungsi masjid
Besar Baiturrahim yang juga diperuntukan pembentukan karakter muda ,pembinaan
umat dan bahkan pembinaan para pemegang amanah di Lombok Utara maka keberadaan
dan fasilitas Masjid mulai kurang maksimal
Untuk
memperluas fungsi masjid maka masyarakat dan jamaah Masjid Besar Baiturrahim
Tanjung berkeinginan menaikan status dan keperuntukan dengan status Masjid
Agung dan tempat kajian Islam berupa Islamic Center.Tempat ini memiliki
banyak fungsi selain sebagai pusat kegiatan ibadah dan penguatan persatuan dan
silaturrahim umat Islam. Fungsi lain yang diemban, diantaranya sebagai pusat
pemberdayaan ekonomi umat yang sesuai dengan norma-norma Islam, sebagai pusat
pengembangan pendidikan Islam dan penerapan konsep-konsep Islam secara
integratif dan konprehensif, sebagai pusat jaringan kerjasama antara institusi
Islam yang telah ada atau yang akan lahir dan juga tempat pembinaan para
pemegang amanah pemerintahan Kabupaten Lombok Utara.
Masyarakat begitu menginginkan
kehadiran masjid Agung yang representatif di Lombok Utara yang dapat dibuktikan
dengan banyaknya elemen masyarakat yang berkenan membantu pendanaannya. Masyarakat
dan jamaah sudah mulai penggalangan dana sejak setahun yang lalu.Dan mereka
sudah sepakat untuk secepatnya melaksanakan pembongkaran dan mulai pembangunan.Karena
mereka menginginkan Masjid Agung BaiturrahimTanjung sebagai Islamic center yang
akan menjadi pusat pengembangan peradaban Islam di Lombok Utara tersebut.
Rabu, 15 Februari 2012
Fadhilah Memakmurkan Masjid
Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka (semoga) merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Q.S. At Taubah:
18)
Siapa saja
yang senang mengunjungi masjid terutama guna melaksanakan ibadah shalat berarti
ia telah termasuk ke dalam orang yang memakmurkan masjid. Hal ini sebagaimana
yang dinyatakan langsung oleh Allah SWT dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan
oleh Abu Na’im dan Sa’id al Khudri r.a : “Sesungguhnya rumah-rumah-Ku di bumi
ialah masjid-masjid dan para pengunjungnya adalah orang-orang yang
memakmurkannya”
Di dalam
hadits Qudsi di atas, Allah memberitahukan bahwa masjid adalah rumah Allah di
bumi tempat orang melakukan ibadah dan mengabdi kepada-Nya, bertasbih dan
mensucikan-Nya. Karena itu masjid merupakan tempat ter-mulia di bumi. Kemudian
orang-orang yang mengunjunginya dan memakmurkannya dengan shalat, zikir,
shalawat, mem-baca Al Qur’an, dan cara-cara lain untuk bertaqarrub mendekatkan
diri kepada Allah adalah tamu Allah. Dan tamu Allah adalah tamu termulia, sebab
shahibul bait (pemilik rumah) penerima tamu itu adalah Allah SWT.
Fadhilah dan
keutamaan yang akan diperoleh bagi siapa saja yang senang mengunjungi masjid
dan memakmur-kannya dengan shalat dan ibadah lainnya bisa kita dapatkan dalam
keterangan hadits Rasulullah SAW, di antaranya sebagai berikut: Dan Abi Sa’id
Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Apabila kalian melihat seseorang yang
biasa mengunjungi masjid, maka yakinilah bahwa orang tersebut telah beriman.
(H.R. Ahmad dan Abi Sa’id Al Khudri)
Rasulullah
SAW bersabda: “Barangsiapa yang pagi dan sorenya selalu pergi ke masjid niscaya
Allah akan menyediakan baginya surga sebagai tempat istirahat setiap pagi dan
sore.” (H.R. Ahmad dan Syaikhani)
Rasulullah
SAW bersabda: “Barangsiapa yang
mem-bersihkan diri di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu rumah Allah
(masjid,) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah fardhukan, maka langkahnya
yang satu menggu-gurkan dosa dan kesalahann, dan langkah lainnya mengang-kat
derajatnya.“ (H.R. Muslim)
Rasulullah
SAW bersabda: “Masjid adalah rumah setiap orang yang bertaqwa. Dan AlIah menjamin
orang yang menjadikan masjid sebagai rumahnya dengan kesenangan, rahmat dan
kemudahan dalam melintasi titian (shirath,) hingga sampai kepada keridhaan
Allah, yaitu surga.” (H.R.At Thabrani)
Rasulullah
SAW bersabda: “Diperlihatkan kepadaku pahala-pahala umatku, termasuk juga
pahala orang yang membersihkan sampah (kotoran) dari masjid.“ (H.R. Abu Daud,
At Tarmizi)
Sabtu, 07 Januari 2012
Lentera Kehidupan
Hari itu, seseorang
menjumpai Umar bin Abdul Aziz. Khalifah dari Bani Umayyah yang sangat terkenal
itu. Didapatinya Umar sedang menangis. Sendirian.
“Mengapa engkau
menangis wahai Amirul Mukminin?” tanya orang itu dengan hati-hati. “Bukankah
engkau telah menghidupkan banyak sunnah dan menegakkan keadilan?” tanya orang
itu lagi dengan nada menghibur.
Umar masih terus
menangis. Tidak ada tanda-tanda ia akan berhenti dari tangisnya. Beberapa saat
kemudian, barulah ia menyahut seraya berkata, ”Bukankah aku kelak akan
dihadapkan pada pengadilan Allah, kemudian aku ditanya tentang rakyatku. Demi
Allah, kalau benar aku telah berbuat adil terhadap mereka, aku masih
mengkhawatirkan diri ini. Khawatir kalau diri ini tidak dapat menjawab
pertanyaan seandainya banyak hak rakyatku yang aku dzalimi?”
Air mata Umar terus
mengalir dengan derasnya. Tidak lama berselang setelah hari itu, Umar menghadap
Allah subhanahu wataala. Ia pergi untuk selama-lamanya.
Umar bin Abdul Aziz,
yang menangis dan terus menangis itu, hanyalah satu contoh dari kisah
’orang-orang risau’. Ya, orang-orang yang selalu punya waktu untuk merasa
risau, gundah, dan khawatir.
Bahkan sebagian mereka
mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk risau. Risau terhadap dirinya,
terhadap orang-orang di sekitarnya, atau terhadap beban dan tanggung jawab yang
dipikulnya.
Paradigma orang yang
menemui Umar, dalam kisah di atas, sangat berbeda dengan paradigma Umar, yang
tetap saja menangis. Orang itu bertanya heran mengapa Umar masih menangis,
karena dalam pandangan dirinya, Umar sudah sangat terkenal keshalihan dan
kebajikannya. Umar telah banyak melakukan kebaikan, berlaku adil kepada rakyat.
Dan bahkan mengantarkan mereka kepada kehidupan yang makmur dan damai.
Tetapi Umar tetap
menangis. Tangis kerisauan dari seseorang yang mengerti betul bagaimana ia
mesti ber-etika di hadapan Tuhannya. Tangis Umar adalah ekspresi kerisauan.
Kerisauan seorang penguasa yang memikul tanggung jawab berat. Tanggung jawab
memimpin ribuan rakyat. Ia juga tangis seorang yang telah menapaki
tangga-tangga hikmah. Yang keluasan ilmu dan amalnya semakin membuatnya
merunduk dan merendah.
Kerisauan seorang
Umar, adalah bukti bahwa setinggi apapun derajat hidup orang, sesungguhnya Ia
bisa risau. Meski kerisauan setiap orang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Bahkan justru di sinilah inti permasalahannya. Ialah bahwa sejarah
selalu mencatat, orang-orang besar sepanjang jaman, adalah orang-orang yang
punya waktu untuk risau, mengerti mengapa harus risau, dan apa yang mereka
risaukan. Sebagian bahkan meniti awal kebesarannya dari awal kerisauannya.
Sebab rasa risau
adalah titik api pertama, yang akan melontarkan sikap-sikap positif berikutnya,
lalu membakarnya hingga menjadi matang. Sikap mawas, selalu mengevaluasi diri,
tidak besar kepala, bertanggung jawab, tidak mengambil hak orang, dan
lain-lainnya. Keseluruhan sikap-sikap itu, pemantiknya adalah risau.
Sejarah tidak pernah
memberi tempat bagi orang-orang yang tidak pernah risau, selalu merasa aman,
enjoy sepanjang hidup, tanpa beban sedikitpun, untuk dicatat dalam daftar
orang-orang besar. Karena risau tidak saja simbol kesukaan akan tantangan,
dinamika dan kompetisi, tapi risau juga kendali dan sumber inspirasi bagi
segala sikap kehati-hatian.
Dalam pengertian
inilah, kita memahami peringatan Allah, bahwa seorang Mukmin, dan bahkan setiap
manusia, tidak boleh merasa aman dari adzab Allah. Orang-orang yang merasa
aman, tidak pernah merasa risau, tidak punya waktu untuk risau, dan bahkan
tidak mengerti mengapa harus risau, adalah orang-orang yang rugi.
Simaklah firman Allah
yang artinya, ”Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari
kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang
tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka
sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Allah (yang tidak
terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Allah kecuali orang-orang
yang merugi. " (QS. Al-A’raf: 97 - 99).
Ayat tersebut
sedemikian jelas memaparkan, bahwa merasa aman dari adzab Allah adalah tindakan
yang salah. Kuncinya sangat sederhana. Karena manusia tidak pernah tahu apa
yang akan terjadi esok hari. Bahkan ia juga tidak bisa memastikan, apa yang
akan terjadi beberapa menit kemudian. Bisa jadi besok ia melakukan kesalahan,
lalu sesudah itu ia mendapat adzab. Bisa juga ia tidak melakukan kesalahan.
Tetapi juga mendapat imbas adzab dari kesalahan yang dilakukan orang lain.
Hidup ini seperti
hutan belantara yang sangat lebat. Manusia dan keseluruhan makhluk saling
berlomba di dalamnya. Berpacu, beradu, berlomba, atau juga saling bekerjasama.
Lebatnya belantara hidup membuat hidup begitu liat, keras, dan kadang harus
saling mengalahkan. Dalam seluruh denyut kehidupan itu manusia terikat oleh
serabut-serabut panjang dan saling berhimpitan. Ujung serabut itu terikat
dengan makhluk-makhluk itu. Sedang pangkalnya ada dalam genggaman tangan-tangan
Allah. Serabut-serabut itu adalah kekuasaan Allah, yang dari sana lahir
takdir-takdir bagi keseluruhan hidup manusia.
Maka, rasa risau,
dalam tatanan Islam adalah awal dari rasa ketergantungan kepada sumber-sumber
yang memberi rasa aman. Dan, sumber utama rasa aman itu adalah Allah. Yang Maha
Kuat lagi Maha Melindungi. Karenanya, orang-orang seperti Umar sangat memahami
betapa risau haginya adalah sebuah proses produktif seseorang dalam
berinteraksi dengan Tuhannya. Ia risau dan karenanya ia menangis. Ia menangis
dan karenanya ia berharap.
Kita, di sini,
sekumpulan orang-orang yang tak akan sampai menyamai Umar bin Abdul Aziz,
apalagi melampaui, semestinya menjadi orang-orang yang akhirnya mengerti
darimana sebuah kebesaran dimulai. Bahkan, sebuah harapan, ternyata, mula-mula
adalah segumpal risau.
Salah satu kebutuhan
penting dalam hidup, adalah merisaukan diri. Ia semacam rumah-rumah kecil untuk
persinggahan, bagi keseluruhan alur dan aliran semangat serta gelora hidup
kita. Sebuah risau adalah tali penyeimbang antara menengok ke belakang dan
berhati-hati menatap ke depan.
Maka seperti apakah
risau kita hari ini?
Langganan:
Postingan (Atom)